Di sejumlah besar Perusahaan, kadang kecelakaan berlangsung karena beberapa hal kecil yang sering kita kira remeh akan tetapi selanjutnya menyebabkan fatal. Misalnya, lantai licin, ada lubang di ruang pejalan kaki, kabel amburadul, tidak terdapatnya barikade dan lain-lain. toko sepatu safety di glodok bisa menjadi salah satu acuan kamu jika ingin membeli sepatu safety. Semua kekuatan bahaya ini bisa disaksikan dan dirasa oleh pekerja. Petugas K3, Anggota P2K3, atau supervisor juga sebenarnya kurang untuk menghadapi bahaya ini. Oleh karenanya, terpenting di tiap-tiap Perusahaan untuk mempunyai skema laporan kekuatan bahaya dalam tempat kerja yang bisa dikerjakan oleh semua pekerja tiada kecuali, termasuk juga di dalamnya kontraktor serta pengunjung, yang diketahui dalam bahasa inggris dengan Hazard Report. Tulisan ini murni berdasar pada analisa pribadi serta pengalaman saat jadi sisi dari Departemen Health Safety Environment di Perusahaan 3 tahun yang kemarin. Hazard Report atau dalam Bahasa Indonesia diketahui menjadi Laporan Bahaya dalam tempat kerja adalah “wadah/media” buat pekerja untuk memberikan laporan bahaya yang mereka lihat, rasakan, serta dapatkan dalam tempat kerja yang punya potensi mengakibatkan kecelakaan serta penyakit karena kerja. Sebelum kita bicara mengenai Hazard Report, Mari kita kenali terlebih dulu apakah itu pengertian bahaya. Hazard atau bahaya mempunyai pengertian menjadi bahan benda zat atau suatu apa pun yang mempunyai kekuatan untuk memunculkan resiko, baik kecelakaan atau penyakit karena kerja. Kekuatan yang mengakibatkan resiko bisa berbentuk jumlahnya atau jumlah yang banyak berbahan zat atau benda itu, karakter fisik ataupun kimia, ataupun dampak yang diakibatkan buat seorang. Nah. coba bayangin jika bahaya atau hazard itu berada di ruang tempat kerja kita Apakah yang mengakibatkan utamanya laporan bahaya dalam tempat kerja? Laporan bahaya dalam tempat kerja terpenting dikerjakan dengan arah : Menahan terjadinya kecelakaan kerja serta penyakit karena kerja Menjadi pelajari pengendalian dalam tempat kerja. Untuk tahu tren bahaya serta resiko yang berlangsung dalam tempat kerja. Tingkatkan kesadaran pekerja akan bahaya serta resiko dalam tempat kerja. Menjadi basic buat manajemen untuk bikin program serta kebijaksanaan Keselamatan serta Kesehatan Kerja. Untuk bikin hazard report serta laporan bahaya dalam tempat kerja berjalan dengan baik serta maksimal, dibutuhkan jalur serta skema yang mendalam hingga akar persoalan dari terjadinya kekuatan bahaya bisa ditangani. Beberapa langkah yang bisa dikerjakan untuk bangun aplikasi laporan bahaya dalam tempat kerja diantaranya : 1. Membuat mekanisme serta jalur laporan bahaya dalam tempat kerja Jalur laporan bahaya dalam tempat kerja bisa didiskusikan oleh Departemen HSE di semasing Perusahaan atau pada rapat P2K3 yang dikerjakan tiap-tiap bulan dengan menyertakan perwakilan dari operator, middle staff, sampai top manajemen. Dengan simpel jalur laporan bahaya dalam tempat kerja bisa berbentuk : Pekerja lihat kekuatan bahaya –> Bila langsung dapat ditanggulangi, langsung dapat ditanggulangi sendiri –> Isi Form hazard report yang diperuntukkan untuk penanggung jawab ruang –> Administrator –> Melanjutkan ke penanggung jawab ruang –> Penanggung jawab ruang menjawab pada isian form serta selekasnya menindaklanjuti 2. Memastikan personel Penanggung Jawab Ruang : Semestinya diambil orang yang bisa jadi pembuat ketetapan di semasing departemen. Perumpamaannya Manajer dari semasing departemen. Administrator : Umumnya sebagai administrator untuk Hazard Report ini ialah dari departemen K3/HSE, akan tetapi tidak tutup peluang staff lainnya yang diamanahkan untuk melanjutkan penemuan bahaya di lapangan serta merekap hazard report tiap-tiap bulannya. Site Ruang Manager : Bila kekuatan bahaya dalam tempat kerja tidak dapat dituntaskan oleh penanggung jawab ruang, seperti pentingnya biaya yang besar, jadi dibutuhkan Site Ruang Manager yang bertanggungjawab akan keseluruhnya ruang dalam tempat kerja. Site Ruang manager ini umumnya ialah Top Management. 3. Membuat Formulir Formulir bisa sesuai dengan keperluan semasing Perusahaan. Sebaiknya formulir berisi : Nama Pelapor Gambaran Bahaya yang diketemukan dalam tempat kerja, bisa diperlengkapi dengan gambar Catat Penanggung Jawab Ruang Prioritas Action yang perlu dikerjakan (Tinggi/Tengah/Rendah) Immediate Action yang perlu dikerjakan (di isi oleh Penanggung Jawab Ruang) Analisa Akar Persoalan (di isi oleh Penanggung Jawab Ruang) Perbaikan serta Mencegah yang dikerjakan supaya di waktu mendatang tidak terulang lagi (di isi oleh penanggung jawab ruang) Untuk mempermudah administrator untuk tracking laporan bahaya apa telah ditangani atau belumlah, bisa memberikan kolom close atau masih tetap open. Berarti apa aksi perbaikan atau mencegah sudah dikerjakan hingga hazard report bisa di-close. 4. Melakukan Publikasi serta Simulasi pada Pekerja Sesudah tools serta mekanisme sudah kita sediakan, kita harus melakukan simulasi pada pekerja supaya tahu beberapa langkah melakukan laporan bahaya dalam tempat kerja. Bisa lewat briefing pada pagi hari sebelum kerja, rapat bulanan P2K3, serta moment Safety yang lain. 5. Pelajari Pelajari bisa dikerjakan baik mengukur kefektifan Laporan bahaya dalam tempat kerja, ataupun tren kekuatan bahaya yang berlangsung dalam tempat kerja. Hasil dari pelajari ini kita bisa mengukur tingkat keterlibatan pekerja untuk memberikan laporan bahaya dalam tempat kerja. Beberapa Perusahaan pun jadikan laporan kekuatan bahaya dalam tempat kerja menjadi laporan nearmiss, meskipun dengan harfiah ada pengertian yang berlainan pada kekuatan bahaya serta nearmiss. Pelajari bisa dikerjakan 1 bulan sekali pada meeting P2K3. Dari keseluruhnya penerapan memang ada banyak masalah yang umumnya akan didapati berkaitan dengan Laporan Bahaya dalam tempat kerja. Beberapa masalah yang akan muncul diantaranya : Terdapatnya perseteruan antar pekerja, sebab pola pikir yang belumlah dewasa tentang manfaat serta arah dari laporan bahaya dalam tempat kerja. Kadang laporan bahaya dalam tempat kerja jadikan arena “saling melaporkan” Keengganan untuk memberikan laporan atasan yang tidak berperilaku aman. Perihal ini sering berlangsung sebab laporan bahaya tuliskan nama pelapor. Permasalahan ini bisa ditangani dengan menganonimkan pelapor bila perlu ataupun pemberian safety leadership training pada semua tim leader, supervisor, manager, sampai top management. Hazard report dipandang menghabiskan waktu serta meningkatkan pekerjaan. Sebagian orang memandang jika dengan hazard report, pekerjaan mereka bertambah untuk pikirkan aksi perbaikan apakah yang perlu dikerjakan. Perihal ini bisa ditangani dengan jadikan Pekerjaan HSE jadi sisi dari kegiatan mereka keseharian (tertuang dalam job description). Follow up yang lamban dari laporan bahaya dalam tempat kerja. Bisa dituntaskan dengan skema reminder dengan berkala. Minimnya keterlibatan aktif dari pekerja untuk memberikan laporan bahaya dalam tempat kerjas. Perihal ini dapat diakali dengan memberi penghargaan pada karyawan yang berperan serta aktif dalam laporan bahaya dalam tempat kerja serta menumpahkannya pada tujuan individu KPI (Key Performance Indicator). Tiap-tiap Perusahaan bisa berlainan dalam mempersepsikan hazard report, tapi yang tentu, hazard report ini bermanfaat menjadi “early warning system” supaya peristiwa yang semakin besar yang lebih merugikan tidak berlangsung. Tersebut berikut ini contoh formulir hazard report dengan beberapa modifikasi oleh saya serta sempat diaplikasikan di salah satunya tempat kerja saya awal mulanya yang mengaplikasikan Hazard Report dengan lumayan baik (mudah-mudahan gak terkena copyright). Mudah-mudahan berguna
0 Comments
Leave a Reply. |